Penggagas dan sekaligus pendiri Swaharah.id adalah M. Mujib Ansor, S.H., M.Pd.I. Nama Muhammad Mujib adalah pemberian orang tua penulis, sementara Ansor adalah pemberian guru beliau, alm. Ust. Mushlich Misykat (rahimahullahu rahmatan wasi’an), sewaktu menuntut ilmu di Pesantren (PPAI Nurul Huda) Pohjentrek, Pasuruan.
Pendidikan S1-nya ditempuh di Universitas Hasanuddin Makassar, Fakultas Hukum, Jurusan Hukum Tata Negara, lulus tahun 1989. Sementara Pendidikan S2 nya diselesaikan di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang, Program Pasca Sarjana, mengambil program studi Manajemen Pendidikan Islam, lulus tahun 2012. Alasan mengambil program S2 di UNIPDU Jombang, karena beliau “ngefans” dengan Rektornya, yaitu Prof. Dr. Ahmad Zahro, MA. al-hafizh, yang dikenalnya sewaktu mengikuti program “Sertifikasi Kepala Madrasah” di IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2006. Saat itu Prof Zahro sebagai Direktur Pasca Sarjana di Perguruan Tingga Islam kebanggaan Surabaya tersebut.
Ilmu agamanya ditekuni sejak kecil, pertama kali belajar Al-Qur’an kepada ayanda tercinta, Bapak Qomari bin Abdul Ghani al-Sanuwi almarhum (rahimahumullahu rahmatan wasi’an) di rumah sendiri, dengan dukungan penuh ibunda tercinta, Nur Fathonah binti Yai Bukhori al-Gartami (rahimahumullahu rahmatan wasi’an), yang juga selalu mendampinginya dalam belajar -baik ketika belajar ilmu agama (ngaji) maupun pelajaran di sekolah-. Kemudian dilanjutkan belajar di masjid bersama teman-teman sebaya, bahkan sempat mengaji di kampung sebelah (bermalam di sana) di usia SD-SMP. Kemudian melanjutkan Pendidikan di Pesantren PPAI Nurul Huda Pasuruan, sewaktu sekolah di SMAN 2 Pasuruan tahun 1981-1984.
Sejak kecil beliau gemar thalabul ilmi, menghadiri pengajian para ulama dari banyak kalangan serta hobi membaca buku. Termasuk mengambil banyak faedah dalam “tafaqquh fiddin”, khususnya tentang aqidah dan manhaj salafus shalih dari adik kandungnya, yaitu Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc., M.Ag., (pengasuh Pondok Pesantren Al-Umm Malang) sejak tahun 1990-an, melalui mejelis-mejelis ilmu beliau, diskusi intensif dengan beliau, “mengedit” buku-buku beliau atau terjemahkan beliau, atau menelaah tulisan-tulisan beliau. Di samping itu juga sering menghadiri halaqah-halaqah para masyayikh dari Timur Tengah, juga dari membaca buku-buku karya para ulama.
Ghirah keislamannya berupa belajar Islam dan mendakwahkannya adalah panggilannya sejak kecil. Di usia kelas 4/5 SD sudah berkolaborasi dengan teman sejawat seperjuangannya memikirkan untuk memakmurkan masjid di kampungnya, Masjid Baiturrahim Kabunan, Kepulungan. Kala itu masih belum ada listrik, yang ada hanyalah lampu oblek, tempel, dan paling bagus lampu “strongking”. Dan lampu strongking ini hanya menyala di malam Jum’at saja. Maka Mujib kecil ini bersama teman sebayanya, H. Mashudi[1], berupaya menggalang dana untuk membeli lampu strongking beserta stok minyak tanahnya agar bisa menyala setiap hari.
Sewaktu mondok di Pasuruan, pria kelahiran 9 Juni 1964 ini, oleh gurunya Ust. Mushlich Misykat (rahimahullah) dipercaya mengajar Al-Qur’an tingkat dasar untuk anak-anak. Kecintaannya pada Al-Quran dan Islam terus dipertahankan di mana pun berada. Ketika mahasiswa di Makassar, sampai sarjana, kegiatan mengajar Al-Qur’an dan keislaman terus ditekuni, sampai menikah dengan istri tercintanya (Asiyah, S.Pd.I), dan mendirikan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) Al-Muhajirin di Kabupaten Mojokerti sejak 1997 sampai sekarang, alhamdulillah.
Beliau aktif berkhutbah Jum’at dan berdakwah sejak mahasiswa sampai sekarang. Maka tidak heran ketika Majalah Al-Umm masih aktif mulai edisi vol. 1 sampai vol. 7, beliau memegang rubrik Khutbah, di samping sebagai Editor majalah tersebut. Qaddarallah, untuk sementara Majalah Al-Umm masih istirahat disebabkan adanya Covid-19 melanda negeri ini tahun 2020 kemarin.
Saat ini beliau masih aktif menjabat sebagai Kepala Madrasah Aliyah Al-Umm Malang, sejak didirikannya tahun 2018. Prestasi beliau bersama teman-teman (Tim) berhasil mengantarkan MA Al-Umm mendapatkan Akreditasi A, tahun 2022 kemarin. Di samping itu, beliau juga menjabat sebagai Kepala Divisi Pendidikan juga merangkap Kepala HRD Yayasan Bina Al-Mujtama’ (YBM) Malang yang didirikan dan diketuai oleh Dr. KH. Agus Hasan Bashori, Lc. M.Ag., yang sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al-Umm Malang yang didirikannya itu.
Perhatiannya kepada Sejarah, khususnya Sejarah Indonesia juga terpatri sejak kecil. Ketika mengikuti Pelajaran Sejarah di sekolah sangat antusias. Kemudian Ketika menjadi guru di MTs (1996-2017) mengajar Mapel IPS yang didalamnya inklud materi Sejarah, disamping juga mengajar mapel PKn. Maka pengetahuan sejarahnya boleh dikatakan terus bersambung. Apalagi saat ini sedang merampungkan buku yang berjudul “Pancasila Hadiah Umat Islam Untuk Indonesia”. Buku yang ditulis sejak 2019 itu kini dalam proses penyelesaian. Semoga akhir tahun 2023 atau paling lambat awal tahun 2024 sudah bisa terbit, insyaAllah.
Karena itulah beliau mendirikan webside Swaharah (Swara Pemerhati Sejarah) sebagai wadah untuk menyalurkan hoby beliau di bidang Sejarah dan ilmu-ilmu lainnya, khususnya Pendidikan, keluarga, dan agama.
Buku dengan tema Pendidikan yang sudah terbit adalah “Karakter Pendidikan Berbasis Sunnah Nabi” yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Umm tahun 2013, diambil dari Tesis beliau di Unipdu Jombang. Beliau juga bertekad untuk terus menulis buku-buku bertema Pendidikan dan Sejarah di usianya yang sudah tidak muda lagi ini.
Semoga Allah selalu memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada beliau sehingga apa yang beliau niatkan bisa terwujud semuanya, biidznillah. Amin ya Rabbal ‘alamin. [*]
Penulis bisa dihubungi melalui:
Phone/WA : 085748322550
Email : anshor.mujib@gmail.com
Website : swaharah.id
[1] H. Mashudi adalah benar-benar teman seperjuangan beliau sejak kecil. Waktu renovasi pembangunan Masjid Kabunan tahun 90-an mereka berdua yang kebagian penggalangan dana keluar. Kemudian, jasa H. Mashudi yang “paling besar” bersama beliau adalah dalam mendirikan Madrasah Ibtidaiyah di Desa Kepulungan (bersama para tokoh Desa Kepulungan) yang kemudian dimanfaatkan untuk mendirikan MI di Dusun Panjunan, Desa Kepulungan, Kec. Gempol, Kab. Pasuruan, mengingat belum ada Lembaga Pendidikan formal tingkat dasar (SD/MI) di lingkungan sekitar. Dan alhamdulillah upaya tersebut berhasil dan eksis sampai sekarang.