Oleh : Heri Bagus A, S.Pd.I
(Kepala Sekolah SMP Islam Al-Umm)
Bersama dengan masuknya tahun ajaran baru, mari kita pastikan anak kita berada dalam sekolah atau pesantren yang baik. Jangan mengambil resiko dalam mendidik anak. Karena anak adalah bagian dari kebaikan atau keburukan kita. Anak akan baik jika dididik dengan pendidikan baik, begitu juga sebaliknya.
Resikonya bukan hanya di dunia saja, melainkan dunia akhirat. Jika tidak dididik dengan baik, maka meraka bisa menjadi musuh bagi kita. Dalam Al-Qur’an Al-Kariim, Alloh berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya : “Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Ibnu Katsir menyebutkan dalam tafsirnya yang dimaksud dengan musuh adalah mereka anak dan istri menjadikan kita lengah dalam beramal sholeh. Atau menjadikan kita semakin jauh dari ketaatan. Bahkan penyebab dosa, karena perbuatan mereka, menjadi penyesalan yang tak berujung bagi akibat kesalahan dalam mendidik mereka.
Anak adalah investasi yang bisa menguntungkan bahkan merugikan. Semua ini sebenarnya berada pada kendali orang tuanya. Karena setiap manusia lahir dalam keadaan berislam, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ
“Setiap manusia yang lahir, mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani” (HR. Bukhari-Muslim)
Disini para orang tua wajib sadar akan pendidikan buah hati meraka. Berpikir panjang atas kebaikan hidup mereka. Menjadikan mereka anak yang sholeh dan membentuk generasi sholeh berikutnya. Karena kita adalah bagian dari mata rantai generasi tersebut. Dan insya Alloh kebaikan akan tetap mengalir kepada kita, padahal kita sudah terbaring dalam kuburan tidak bernyawa. Doa dan amal meraka lah yang terus mengalir menjadi bagian dari amal baik yang terus berpahala.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).
Begitu juga beliau Shollallahu Alaihi Wa Sallam bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya : “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Merasa lelah dalam mendidik akan sirna, harta yang kita keluarkan untuk pendidik meraka tidak akan sia-sia jika kedua hadits diatas menjadi harapan. Amal mereka karena kita yang mengajarkan dan doa kebaikan yang terus terhatur untuk para orang tua adalah bagian dari kebaikan kita pula. Begitu sebaliknya, jika kesalahan mereka atas kesalahan kita dalam memberi contoh dan mengajari mereka maka ditakutkan itu menjadi dosa jariah bagi kita, tubuh kita terbaring di kuburan sedang dosa kita terus bertambah akibat ulah anak-anak kita.
Maka betapa bahagianya, jika keimanan dan amalan tersebut menjadikan kita dikumpulkan oleh Alloh di dalam surga-Nya. Alloh berfirman dalam surat Ath-Thur ayat 21:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚكُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”
Kita sebagai orang tua adalah tauladan pertama beri contoh kepada mereka hal-hal yang baik. Jangan mudah menyalahkan anak karena akhlaknya, koreksi diri kita barangkali kitalah yang salah dalam memberi contoh.
Melakukan sesuatu yang menjadikan anak berani dalam berlaku yang buruk kepada kita barangkali mereka mencontoh perbuatan kita. Mari perbaiki diri untuk anak keturunan dan generasi Islam. Lakukan semua ikhlas karena Alloh. Baik di saat sendiri atau bersama dengan orang lain. Semua yang kita lakukan akan kita jumpai seluruh balasannya. Termasuk mendidik anak. Wallahu A’lam.